Jumat, 27 September 2013

Kelas Inspirasi. Kemarin, nanti dan untuk selamanya.

26 September 2013

Sore itu sekitar pukul 16:30 saya dikirimi url oleh seorang teman melalui whatsapp group. Akhirnya saya membuka link tersebut dan menonton apa yang sudah kami lakukan dua minggu sebelumnya.


11 September 2013

Apa yang kalian ingat pada tanggal tersebut? Tragedi World Trade Center? Ulang tahun sahabat? Tanggal promosi jabatan? Atau justru kematian seorang teman karena kecelakaan? Yang pasti pada tanggal itu saya kembali mencatatkan sejarah untuk hidup saya. Mungkin juga hidup 16 orang teman saya lainnya. Bahkan hidup ratusan relawan di Bekasi, Tangerang dan Bogor. Relawan yang berjuang membayar hutang kemerdekaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Ya, saya mengusulkan tanggal 11 September 2013 untuk pelaksanaan Kelas Inspirasi berikutnya. Agar setiap manusia mempunyai ingatan baru bahwa ada hal baik yang terjadi pada hari itu selain tragedi WTC yang terjadi bertahun-tahun lalu. Bahwa Indonesia masih mempunyai banyak orang baik yang mau dengan sukarela turun tangan memberikan tindakan nyata bagi bangsanya.

Pagi itu, cuaca cerah cenderung panas sesuai dengan doa 17 orang di malam sebelumnya. Kami datang ke SD Kayuringin XIX dengan semangat penuh untuk berbagi mengenai apa profesi kami, apa yang kami kerjakan dan bagaimana cara menjadi kami. Semua berangkat dengan semangat menginspirasi, semangat berbagi.

Dan pada sore hari kami sadar bahwa kami lah yang terinspirasi. Terinspirasi oleh wajah-wajah polos yang menghadap ke depan kelas tempat kami berdiri mengajar, terinspirasi oleh puluhan pasang mata yang menatap kami penuh kagum atau mungkin keanehan kepada kami yang berdiri di depan kelas mereka hari itu, terinspirasi oleh puluhan hidung dan bibir yang sepenuh hati menciumi tangan kami saat selesai mengajar. Mungkin itu adalah salah satu saat terbaik dalam hidup saya. Rasanya terbayar sudah rasa lelah karena mengejar mereka berkeliling kelas, rasa kesal karena harus mengeluarkan mereka dari kolong meja dan belakang lemari serta seraknya suara kami berteriak mengajar di depan kelas. Tunai.

Ada yang kami sadari bahwa media sudah terlalu banyak memberikan pengaruh pada anak-anak penerus bangsa ini. Mereka seperti spons, menyerap apapun di sekitarnya dengan baik. Maka, mereka perlu banyak melihat dan merasakan hal baik di sekitarnya agar mereka bisa menyerap semuanya. Habis, tanpa sisa.

Wajah-wajah polos dengan sinar mata cerdas itu berhak mempunyai mimpi setinggi angkasa. Karena hanya dengan mimpi mereka bisa mengubah hidup mereka bahkan mengubah bangsanya. Mengutip perkataan Pak Hikmat Hardono bahwa selama beberapa tahun Indonesia Mengajar mengirimkan guru ke seluruh penjuru negeri, mereka selalu gagal menemukan anak Indonesia yang tidak pintar, mereka gagal menemukan anak Indonesaia yang tidak cerdas dan gagal menemukan anak Indonesia yang tidak berbakat. Mereka hanya kurang mendapatkan referensi dan informasi. 


Dan dengan dasar itu, maka kami dan mungkin ribuan relawan lain tersadar untuk melakukan sesuatu untuk negeri ini. Berhenti mencibir pemerintah dan ikut turun tangan langsung memberikan kontribusi untuk pendidikan Indonesia. Untuk membayar hutang pada bangsa. Ternyata semesta mempertemukan kami dengan 16 orang hebat lainnya. Coba tanya mereka pada sore hari di tanggal 11 September 2013 setalah kami mengajar, saya rasa kita semua setuju dengan pernyataan Ibu Meicky Soeriamanis, bahwa rasanya hutang kita bertambah banyak. Kami mendapatkan lebih banyak dari apa yang kami bayarkan. Tuhan mengembalikan pemberian kami dalam bentuk yang variatif dengan kualitas yang lebih berlimpah. Ia kembalikan melalui jumlah teman yang makin banyak. Ia kembalikan lewat rasa tersentuh bercampur prihatin, yang muncul saat kami mendengar murid-murid dengan amat antuasias menyebutkan apa cita-cita mereka. Ia kembalikan lewat semangat yang ditunjukkan murid ketika mereka merespons ajakan untuk jangan pernah berhenti bermimpi dan bekerja. Ia mengembalikannya melalui kepuasan batin, yang  kita semua tahu bahwa tak ada uang sebesar apapun yang bisa membelinya.
Kami percaya bahwa bagi kami dan ratusan relawan lain, sehari mengajar selamanya terinspirasi.

Dan kami pulang dengan senyum di wajah dan perasaan hangat di hati.

Thamrin, 26 September 2013 20:45.



NB:
tulisan lain tentang Kelas Inspirasi dapat dibaca di:
Blog-nya Mbak Martina Prianti, Financial Journalist.
Blog-nya Papah Benyamin Hendrik, IT Aplicator.
Blog-nya Mbak Sri Utami, Chemist.


Kumpulan foto kami dapat dilihat di:
Youtube-nya Mas Adrianus Adri, Photographer.

Selasa, 18 Juni 2013

My 3rd Red Velvet Cake

Hari ini membawa Red Velvet Cake ke kantor. Dan teman-teman kantor memberikan komen yang positif semua. Senangnya.
Ini cake ketiga setelah dua percobaan sebelumnya selalu failed di cheese frosting nya. Percobaan pertama cheese frosting nya encer, percobaan kedua tingkat kekentalan cheese frosting nya bagus banget tapi karena kebanyakan vanilla estrak dan rhum jadi agak pahit dan kali ini cheese frosting nya sukses besar (walaupun menurutku agak sedikit terlalu manis dan kurang padat. Hihi)

And here's te recipe:

Bahan A:
250 gr Tepung terigu (diayak)
1/2 sdt Garam
15 gr   Deutch-processed chocolate

Bahan B:
113 gr Unsalted butter (suhu ruangan)
300 gr Castor sugar (diayak)
2 butir  Telur
1 sdt    Vanilla extract
1 sdt    Rhum (aku sih suka pakai rhum biar wangi. Hehe)

Bahan C:
240 ml Susu cair (dingin)
1 sdt    Perasan jeruk nipis
2 sdm  Sari buah bit (bisa diganti Food coloring merah tua)

Bahan D:
1 sdt    Baking powder
1 sdt    Cuka makan

Bahan E:
227 gr  Cream cheese (suhu ruangan)
227 gr  Mascarpone cheese (suhu ruangan) (bisa dicari di supermarket besar)
1 sdt    Vanilla extract
100 gr  Castor sugar
360 ml  Whipping cream cair (dingin)

(kelihatannya ribet yaa? Tapi justru lebih enak aku pisah-pisahin begitu biar lebih enak bikinnya)

Cara membuat:
Panaskan oven 175 C, olesi loyang bulat dengan mentega tipis dan rata.

Bahan A:
Campur semua bahan dalam mangkuk terpisah

Bahan B:
Mixer semua bahan dengan kecepatan sedang sampai halus dan rata

Bahan C:
Bahan ini biasa disebut 'buttermilk', tapi karena nyari buttermilk agak susah di Indonesia bisa diakalin dengan cara mencampurkan semua Bahan C dan tunggu agak mengental sedikit

Setelah Bahan A, Bahan B dan Bahan C siap, campurkan Bahan A dan Bahan C ke Bahan B secara bergantian.

Bahan D:
Segera campurkan baking powder dengan cuka dan masukkan ke dalam Bahan A, B dan C yang sudah tercampur rata.

Kalau Bahan A, B, C dan D tercampur rata, tuang ke dalam loyang dan masukkan ke dalam oven.

Selagi cake dioven, kita buat Bahan E (Cheese Frosting)
Kocok whiping cream dengan mixer kecepatan tinggi sampai kaku. Di mangkuk terpisah, aduk cheese cream, vanilla extract dan castor sugar dengan mixer sampai halus. Campur cheese cream dengan whipping cream, aduk rata. Dinginkan.

Nah, kalau cake kita sudah matang (bisa dites dengan menusukkan tusuk gigi ke tengah cake, kalau sudah tidak ada adonan cake yang menempel, berarti cake nya sudah matang), segera keluarkan cake dari loyang dan dinginkan supaya kita gampang menghias dengan cheese cream-nya.

Voila, red velvet cake nya jadii. Horraaayy!



Senin, 25 Maret 2013

Eyeliner

Malam ini kembali saya menyeka mata dengan kencang.
Perih. Eyeliner hitam yang tadi pagi kutorehkan meleleh dan cairannya memasuki mata.
Aku menyobek dua tissue toilet pas digarisnya.
Tissue toilet yang kutaruh di atas meja kerjaku.
Lucu memang. Cuma Indonesia yang menaruh tissue toilet di atas meja kerja bahkan meja makan.

Ah, sudahlah. Hal itu tampak tidak lagi menarik untuk dibahas.
Masih banyak hal menarik yang bisa kita bahas malam ini bukan?
Misalnya
Misalnyaa
Misalnyaaa apa yaa?

Haha, sudahlah. Tampaknya selera humorku meleleh bersama eyeliner hitam tadi ya?
Mari kita menertawakan hidup ini saja.
Dengan tawamu yang paling riang.
Atau paling menyedihkan.
Mungkin.