Sabtu, 27 November 2010

melewatkan senja

sore ini
saat senja belum lagi sempurna
hujan turun seolah ditumpahkan dari langit.
membasahi kaca jendela kamar dan membuatnya berembun.

awan hitam yang gelap mampu menghalangi ku untuk pergi.
kembali.
dan tak jadi meraih segala mimpi.

hujan sore ini deras. teramat sangat.
diselingi halilintar dan petir yang mengagetkan kucing yang tertidur ketika berlindung di bawah atap jendela kamar.

ditemani segelas cokelat panas beraroma hazelnut yang mulai menjadi dingin.
televisi tanpa suara yang menyiarkan entah apa.
hanya lagu-lagu pengantar tidur yang terdengar samar.
sore ini, sungguh, aku hanya ingin mengganti bajuku dengan piyama.
lalu beranjak ke tempat tidur
menarik selimut hingga ke leher.
dan melewati seluruh senja hari ini, esok dan seterusnya.

segitiga

saya mengambil selembar kertas dan sebatang pensil kayu
lalu menggambar segitiga di atasnya
dengan tiga rusuk dan tiga titik sudut.
sama seperti yang pernah diajarkan seorang guru bertahun yang lalu.

ketiga rusuk dan tiga titik sudut yang bertemu itu pun bisa menjadi berbagai nama.
sama kaki, sama sisi, phytagoras dan entah apa lagi.

saya semakin mahir membuat bermacam segitiga
dan menggambar segitiga yang berbeda-beda.
walau masih dengan tiga rusuk dan tiga titik sudut.

segitiga ini lebih besar.
lebih nyata.
sekaligus lebih absurd.
segitiga yang ini bernyawa, walau tetap benda mati.

melabeli di setiap titik sudutnya.
saya. kamu. dia.
melipat dan membentuknya menjadi perahu kertas.
membawa ke sungai dan melayarkannya.
membiarkannya melabuh hanyut terbawa gelombang.

Selasa, 23 November 2010

ingatan

dan ketika setiap orang sibuk dengan dunianya
ujung jemariku menari di atas mesin tik elektronik
sesekali mengetuknya dan terkuak berbagai cerita
cerita yang sudah lama tidak pernah diperbaharui.

khayalan datang silih berganti
seperti proyektor yang menyorotkan apa-apa yang direkamnya
tentang kotaku
kota tua yang usang.

kini saya benar-benar merindunya
kota tua ku yang usang
yang berusaha mengalahkan usia.

tersimpan banyak cerita
ketika kami menikmati senja dari atap sebuah gedung
menghadap barat dan bercerita tentang apa saja.

kota tua ku yang romantis
ia menyimpan semua memoriku tentang mu, tentang kalian, tentang mereka
pada setiap jengkal jalanannya
yang tak lagi sama.

ujung jariku telah kelu
lelah mengetikan surat-surat yang tak pernah sampai padamu.
atau menuliskan berbagai cerita yang tak sempat ku bagi.
aku menyerah
menekan tombol power dan layar gelap seketika
memantulkan bayangan ku yang penuh dengan air mata.

di luar mulai terdengar hujan
rintiknya perlahan dan memanjakan
aku hanya ingin masuk ke dalam selimut tebalku
dan mendekap boneka besar
melanjutkan tangis yang pecah di sana.

Minggu, 21 November 2010

ruang

lelaki itu menyalakan rokok terakhirnya.
dari bau nya tampaknya itu rokok putih
menghisap rokok itu dalam-dalam
memasukkan nikotin, tar dan entah racun apalagi ke dalam paru-parunya

gadis itu duduk di depan lelaki rokok putih
tanpa kata
diam, memandangi dan memperhatikan
sambil sesekali menghela nafas panjang
mungkin hanya menghalau asap yang ingin masuk melalui hidungnya

di ruangan ini.
bersama tanpa interaksi
berdua, duduk berhadapan.
saling mengerti dan memahami.
bahkan pernah saling membutuhkan.

ruangan absurd.
ruang maya yang nyata.
melihat hal yang berbeda.
merasa hal yang tak sama.

Kamis, 18 November 2010

seandainya


Kelak kau kan menjalani hidupmu sendiri
Melukai kenangan yang telah kita lalui
Yang tersisa hanya aku sendiri disini
Kau akan terbang jauh menembus awan
Memulai kisah baru tanpa diriku

Seandainya kau tahu
Ku tak ingin kau pergi
Meninggalkan ku sendiri bersama bayanganku
Seandainya kau tahu
Aku kan selalu cinta
Jangan kau lupaan kenangan kita selama ini

simpul

Tuhan, kita harus bertemu malam ini
dan saya akan menceritakan semuanya padaMu
walau saya tahu Engkau tahu jauh lebih banyak
tentang bagaimana saya berusaha melepas sesuatu yang sungguh tak ingin saya lepas.
sedikitpun tidak, Tuhan.

Tuhan, banyak hal yang tidak saya tahu tentang dunia ini.
duniaMu yang entah berapa besarnya.
tapi bahkan Engkau tahu setiap apa yang terjadi di dalamnya.
jadi, maukah kau memberitahuku apa yang terjadi padanya?
atau permintaanku terlalu buang waktu?

berat rasanya untuk sadar bahwa Engkau sudah menuliskan hidupku jauh sebelum aku ada.
mungkin tertulis jelas di setiap telapak tanganku bagi yang bisa membacanya.
atau terselip di antara katu tarot pada suatu malam? entahlah.
maka, bisakah Engkau bisikan apa yang akan terjadi pada hidupku nanti?
ya, saya memang terlalu banyak meminta.

Tuhan, saya sangat percaya padaMu
bahkan jauh daripada saya percaya pada diri sendiri.
tidak salah kan kalau saya tidak percaya apa yang saya rasakan saat ini?
tentang rasa yang terus menghantui.
mengikuti kemanapun saya melangkah.
bahkan di setiap tarikan dan hembusan nafas.

bisakah saya meminta untuk melepaskan ikatan itu, Tuhan?
sebuah tali yang tak nyata dan mengikat sangat erat.
mengikat bagian yang terkecil.
ingatan saya dengan nya.

Sabtu, 06 November 2010

menemui mu

bagaimana saya mencari jejak mu?
seseorang yang bernama tidak lengkap.
bahkan hanya tau sedikit tentangmu.
itu sekedar memori di masa lalu.

saya rasa teknologi tidak mampu membuatku menemukan mu.
ia butuh lebih banyak tau.
untuk memetakan dimana kamu berada sekarang.

saya hampir menyerah.
bahkan ingatan yang ada tentangmu sudah memudar dan tak jelas.
hanya sedikit cerita-cerita lucu di masa lalu.
yang bahkan masih bisa memunculkan senyum simpul saat mengingatnya kembali.

saya begitu mencarimu.
di kehidupan ini,
kehidupan dimana saya sudah banyak berubah.
bahkan mungkin kamu jauh lebih berubah.

ingin bertemu.
sekedar memastikan perasaan masa lalu yang absurd.
dan memenuhi rasa penasaran ini.

sepenggal nama.
sedikit memori tersisa.
bagaimana saya menemukan mu?

Senin, 01 November 2010

i remember


I remember...The way you glanced at me, yes I remember
I remember...When we caught a shooting star, yes I remember
I remember.. All the things that we shared, and the promise we made, just you and I
I remember.. All the laughter we shared, all the wishes we made, upon the roof at dawn

Do you remember..?
When we were dancing in the rain in that december
And I remember..When my father thought you were a burglar
I remember.. All the things that we shared, and the promise we made, just you and I
I remember.. All the laughter we shared, all the wishes we made, upon the roof at dawn

I remember.. The way you read your books,
yes I remember
The way you tied your shoes,
yes I remember
The cake you loved the most,
yes I remember
The way you drank you coffee,
I remember
The way you glanced at me, yes I remember
When we caught a shooting star,
yes I remember
When we were dancing in the rain in that december
And the way you smile at me,
yes I remember

banyak hal yang saya ingat tentang kamu.
bahkan terlalu banyak.
sampai rasanya otak ini menyerah menyimpan semuanya tentangmu.
dan menyerahkan tugasnya kepada hati.
mereka bersama menyimpan memori tentangmu.

bagaimana bisa saya terlalu banyak mengingat segala tentangmu?
bagaimana rasanya ada orang yang lebih tahu tentangmu dari pada dirimu sendiri?