Jumat, 11 Mei 2012

Hari Terakhirnya

Hidup itu mungkin semacam datang dan pergi.
Ada yang meninggalkan, ada yang ditinggalkan.
Seorang teman baik, atau mungkin lebih dari baik, dia special, pernah berkata pada saya di suatu malam:
"Posisi kamu lebih enak. Kamu yang meninggalkan. Aku terlalu sering menjadi pihak yang ditinggalkan".
Saat itu saya tidak bisa memilih mana yang lebih enak, meninggalkan atau ditinggalkan.
Sama tidak enaknya. Sama sedihnya. Sama sesaknya.


Saat itu mungkin di satu malam itu saya pergi meninggalkannya.
Sangat sedih. Mungkin itu kesedihan saya yang teramat sangat.
Dan kali ini terulang lagi untuk kedua kalinya.
Kali ini saya menjadi pihak yang ditinggalkan.
Dan rasanya lebih aneh.
Aneh karena kamu tidak ada di dekatnya untuk melihat punggungnya semakin menjauh.
Aneh karena kamu tidak bisa memberinya pelukan perpisahan.
Aneh karena kamu belum sempat mengucapkan sampai jumpa dan merapalkan beberapa doa untuknya.


Seorang yang mungkin lebih dari teman.
Seorang yang penah berjuang bersama di sisimu.
Seorang yang kamu tahu bisa mengajaknya tertawa bahkan sedih bersama.
Seorang yang pernah menemanimu melewatkan beberapa malam di sebuah kota.
Seorang yang kamu ajak berdebat saat pendapatmu ditolaknya.
Seorang yang bisa menjadi kakak dan adik di saat bersamaan.


Ah, saya tahu bahwa ada yang lebih baik menunggunya di sana.
Semoga sukses, my best partner in crime.
Saya pasti akan selalu kangen bekerja bersamamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar