Jumat, 12 September 2014

Katanya Jendela Dunia

Buku sepertinya tidak bisa dipisahkan dari masa kecil saya.
Dhila kecil sangaaaat suka membaca.
Punya kakak laki-laki yang jarak umurnya hanya 1,5 tahun ternyata ada baiknya juga.
Sebagai adik, saya suka gengsi kalau tidak bisa melakukan apa yang abang saya lakukan.
Saat dia TK B, saya masih belum sekolah.
Di TK B, biasanya anak-anak sudah diajarkan mengeja dan mengenal angka.
Saya yang cakep kompetitif pastinya tidak mau kalah dong. 
Saya harus bisa baca. Saat itu juga. 
Akhirnya saya masuk TK dengan kemampuan baca yang sudah lancar. Hahaha.

Sejak suka membaca, apapun saya baca. Mulai dari papan reklame pinggir jalan sampai catatan belanjaan ke pasar milik mama.
Orang tua saya mendukung penuh dengan hobi membaca ini. Mereka percaya bahwa dengan banyak membaca, maka kita akan tau banyak hal. 
Dukungan penuh itu diwujudkan dengan jadwal rutin ke toko atau pameran buku dan pulang dengan berkantong-kantong plastik besar yang isinya tentu saja berbagai buku.
Di rumah, saya punya kamar khusus buku. Isinya tentu saja lemari buku di kedua sisi dinding kamar.
Buku-buku di dalam rak milik saya biasanya saya pisahkan berdasarkan penulisnya, biar gampang dicari.

Tapi hubungan saya dengan buku tidak selamanya romantis dan berakhir dengan happy ending.
Pernah suatu sore 'kegilaan' saya akan membaca sudah keterlaluan (kali ini komik bacaannya). Baru sampai rumah, belum mandi dan sholat ashar, sekitar jam lima sore. Papa pulang dari kantor, memasukkan mobil ke garasi, masuk rumah dan melihat saya masih berseragam putih-merah, leyeh-leyeh di sofa dengan komik di tangan. "Ambil semua komik-komik Dhila. Jangan ada yang ketinggalan. Bawa ke halaman depan", pastinya dengan suara tinggi tanda marah. Saat itu saya cuma bisa pasrah sambil berlinang air mata mengumpulkan komik-komik dari rak buku dan membawa puluhan komik ke halaman depan. Dilempar asal-asalan kemudian dibakar. Mungkin itu patah hati pertama dalam hidup saya. *sigh*

Saya masih ingat buku yang berulang kali saya baca adalah Ensiklopedia Anak.
Ada beberapa seri yang saya selalu baca berulang kali. Tentang tubuh manusia, astronomi dan kreativitas.
Ada satu buku yang rasanya belum saya buka sampai detik ini. Hewan Melata. Bye!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar